Beranda | Artikel
Mendoakan Kebaikan Untuk Anak
Kamis, 21 September 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Mendoakan Kebaikan Untuk Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 2 Rabi’ul Awal 1445 H / 18 September 2023 M.

Kajian Tentang Mendoakan Kebaikan Untuk Anak

Namun, sayangnya, faktor ini sering dilupakan, bahkan lebih parahnya, diabaikan. Karena ada sebagian kalangan mengira bahwa doa itu tidak diperlukan. Biasanya orang-orang ini terpengaruh dengan konsep-konsep pendidikan anak yang dicetuskan oleh kaum ateis yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Bahkan ada sebagian dari mereka mengatakan bahwa doa itu simbol kemalasan. Ini adalah anggapan yang tidak benar. Karena ketika seseorang berdoa, itu bukan berarti dia tidak melakukan usaha.

Misalnya seseorang ingin mendapatkan rezeki, maka dia kerja. Tapi apa setiap orang yang kerja selalu mendapatkan rezeki? Jawabnya belum tentu. Ketika seseorang sakit dan ingin sembuh, maka dia berobat. Tapi apakah selalu orang yang berobat itu sembuh? Jawabanya belum tentu.

Jadi, usaha atau ikhtiar bukan penentu segala hal. Tapi yang menentukan ini akan menghasilkan atau tidak menghasilkan, apakah orang yang berobat akan sembuh atau tidak sembuh, yang menentukan apakah orang yang bekerja akan mendapatkan rezeki atau tidak, yang menentukan apakah orang yang menikah akan dapat anak atau tidak, yang menentukan itu semua adalah Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka mukmin yang sempurna adalah yang menggabungkan antara usaha dan doa. Kita berusaha karena disuruh oleh Allah. Begitu pula kita berdoa karena disuruh oleh Allah Subhanahu wa Ta’al. Sehingga berdoa dan berusaha, keduanya adalah perintah Allah ‘Azza wa Jalla.

Makanya kalau kita perhatikan anak-anak hebat, terutama di zaman Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ternyata salah satu kunci suksesnya adalah doa.

Di antara anak hebat di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu. Ternyata salah satu rahasia di balik kehebatannya, adalah upaya maksimal Ibunda Anas dalam menjalani proses pendidikan putranya. Beliau tidak menyia-nyiakan kesempatan mahal bertemu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Anas Radhiyallahu ‘Anhu bercerita:

قَالَتْ أُمِّي: يَا رَسُولَ اللهِ خُوَيْدِمُكَ ادْعُ اللهَ لَهُ، قَالَ: فَدَعَا لِي بِكُلِّ خَيْرٍ، وَكَانَ فِي آخِرِ مَا دَعَا لِي بِهِ أَنْ قَالَ: «اللهُمَّ ‌أَكْثِرْ ‌مَالَهُ وَوَلَدَهُ، ‌وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ»”

Ibuku berkata, “Wahai Rasulullah, mohon doakan pembantu kecilmu ini (Anas)!”. Maka beliaupun mendoakan Anas dengan seluruh kebaikan. Di akhir doa, beliau bersabda, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anak Anas, serta berkahilah hal itu untuknya”. (HR. Muslim)

Sang Ibunda benar-benar berusaha mempersiapkan masa depan cemerlang untuk putranya. Berkat doa di atas, Anas dikaruniai oleh Allah banyak sekali anak dan cucu yang salih dan salihah. Jumlah mereka sekitar seratusan orang. Allahu akbar!

Maka jangan pernah putus untuk mendoakan kebaikan buat putra-putri kita. Terutama menggunakan doa-doa terbaik yang termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits. Sesulit apapun kondisi lingkungan kita hari ini dan seberat apapun rintangan yang menghalangi jalan kita, yakinlah bahwa dengan kehendak dan kuasa Allah, semua akan terasa ringan dan mudah.

Waspadailah kelicikan setan yang memanfaatkan momen emosi kita untuk memancing agar kita mendoakan keburukan bagi anak. Tahan lisan kita sekuat tenaga dari ucapan-ucapan yang hanya akan menimbulkan penyesalan mendalam di kemudian hari.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah mewanti-wanti:

«لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلا تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ، وَلا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ؛ لا تُوَافِقُوا مِنَ الله سَاعَةً يُسْأَلُ فيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ»

“Janganlah berdoa keburukan untuk diri kalian sendiri. Janganlah berdoa keburukan untuk anak-anak kalian. Janganlah berdoa keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi doa kalian itu bertepatan dengan waktu mustajab, sehingga dikabulkan Allah ta’ala”. (HR. Muslim)

Adakalanya seorang ayah atau ibu marah terhadap anaknya, hingga mendoakan keburukan. Ini sangat berbahaya, karena barangkali doanya dikabulkan. Akibatnya anak tersebut semakin bertambah rusak. Dalam kondisi seperti ini, orang tua harus berdoa lagi untuk kebaikan sang anak; guna menghapus doa pertama yang berisi permohonan keburukan.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada yang bisa menolak takdir, kecuali doa”. (HR. Tirmidzi)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53358-mendoakan-kebaikan-untuk-anak/